Tuesday, May 21, 2013

PUISI

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya.
·         Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
·         Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
·         Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
·         Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
·         Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
·         Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.
·         Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.
Unsur-unsur puisi
batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna.
·         Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi.
·         Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat.
·         Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis.
·         Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.
·         Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait.
unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
Struktur batin puisi
(1)      Tema/makna
(2)      Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
(3)      Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.
(4)      Amanat/tujuan/maksud
struktur fisik puisi
(1)      Perwajahan puisi bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(2)      Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
(3)      Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
(4)      Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
(5)      Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
(6)      Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.
PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3.
Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Ciri-ciri Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Jenis Puisi Lama
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
 Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

YADNYA




           
Yajna adalah segala bentuk pemujaan atau persembahan dan pengorbanan yang dilaksanakan secara tulus iklas untuk tujuan-tujuan mulia dan luhur. Pada umumnya pandangan masyarakat tentang yajna hanya berkisar pada upacara atau spiritual semata. Pandangan seperti itu tidak sepenuhnya benar, karena yajna bukan sebatas itu saja.

Menurut kitab Bhagawadgita, yajna adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran untuk melakukan persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi unsur-unsur dari yajna adalah: karya (ada perbuatan), sreya (ketulus ikhlasan), bhudi (kesadaran), dan bhakti (persembahan).

Dalam kitab Atharwa Weda dijelaskan bahwa yajna merupakan salah satu pilar penyangga tegaknya kehidupan didunia ini. Dasar atau latar belakang melaksanakan yajna adalah Tri Rna. Dari Tri Rna muncul Panca Yajna yaitu: dari Dewa Rna muncul Dewa Yajna dan Bhuta Yajna, dari Rsi Rna muncul Rsi Yajna dan dari Pitra Rna muncul Manusa Yajna dan Pitra Yajna.

Secara umum tujuan melaksanakan yadnya adalah:
1.  Untuk mengamalkan ajaran agama.
2.  Untuk meningkatkan kualitas diri.
3.  Untuk penyucian.
4.  Untuk sebagai sarana barhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
5.  Untuk sebagai sarana penyampaikan rasa terima kasih.

Mengenai bentuk yajna masih ada anggapan bahwa bentuk yajna itu hanya sebatas bentuk upakara dan upacara agama (banten persembahan dan tata cara persembahyangan). Namun sebenarnya tidaklah demikian. Yang disebut yadnya adalah segala bentuk kegiatan atau pengorbanan yang dilakukan secara tulus ikhlas tanpa pamrih. Jadi, bentuk yadnya ada bermacam-macam, ada berbentuk persembahan dengan menggunakan sarana atau sesajen dan ada juga persembahan dalam bentuk pengorbanan diri atau pengendalian indria, serta pengorbanan kekayaan atau harta benda.

Dilihat dari waktu pelaksanaan, yajna dapat dibagi tiga yaitu: Nitya Yajna, Naimitika Yajna dan Insidental. Pelaksanaan yajna harus disesuaikan dengan kemampuan, sehingga setiap umat bisa beryajna. Oleh karena itu dilihat dari kwantitasnya, maka yadnya dibedakan menjadi tiga yaitu: tingkat nista, tingkat madya, dan tingkat utama.

Namun jika dilihat dari kwalitasnya, yajna dibagi menjadi tiga yaitu: Tamasika Yajna, Rajasika Yajna dan Sadwika Yajna. Pelaksanaan yadnya mengandung nilai-nilai yang bisa membentuk kepribadian umat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaaan yadnya terkandung nilai-nilai etika dan moral yang tinggi, yang pada hakekatnya akan mengantar kita pada tujuan yang dicita-citakan yaitu Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.  

Kita Untuk Selamanya





Malam begitu indah. Bulan purnama  bersinar terang menerangi gelapnya malam. Bintang bintang berkelap kelip laksana taburan berlian. Angin berhembus. Sesekali terdengar suara jangkerik dan katak bersahutan memecah keheningan malam.
Angin  lembut  membelai rambut panjang Nana yang sedang duduk sendirian di tepi jendela kamarnya. Ia terus menatap langit. Hatinya gelisah memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya nanti di kota yang baru seminggu ini dikenalnya. Palangkaraya, kota di Kalimantan Tengah ini  masih terasa asing di matanya. Sesekali Nana menghela nafas panjang mengusir kerinduannya pada teman teman lamanya.                                     
Jam dinding bergambar keropy di kamar Nana telah menunjukan pukul 12 malam namun Nana masih saja menatap sang rembulan. Berkas cahayanya sangat menenangkan hati, menyejukkan jiwa.  Didalam hati Nana hanya bisa bertanya bisakah Ia hidup seperti sang rembulan? Yang tetap tegar menghiasi gelapnya malam walau kadang hanya sendirian tanpa ada yang menemani??
Setelah  lama duduk di tepi jendela kamarnya lambat laun Nana pun mulai lelah dan mengantuk sehingga Ia pun bangkit dan menutup jendela kamarnya, kemudian Ia beranjak pergi ke tempat tidur, memasang alaram pada jam bekernya dan mengambil boneka kodok miliknya, memeluknya lalu tertidur.
Tepat jam 05.00 pagi jam beker  yang berada tepat disamping tempat tidur Nana  berdering dengan keras. Nana langsung terlonjak bangun karena kagetnya, Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal suara yang mengagetkanya itu.  Ia pun tersadar bahwa itu  suara jam bekernya. Segera Nana  mematikan jam bekernya itu “ astaga jam berapa sih ini?” keluh Nana kesal, seketika diperhatikannya lagi jam bekernya itu yang menunjukan jam 5 pagi, “oh, iya aku lupa.. kan aku sendiri yang memasang alaram sepagi ini! Sial..” . Nana menghempaskan tubuhnya kembali ke tempat tidur, memejamkan mata sejenak untuk menenangkan pikirannya, kemudian dengan segera Ia bangkit dari tempat tidurnya, membereskannya terlebih dahulu dan setelah itu Ia segera mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi kesekolahnya yang baru. Karena ini adalah hari pertamanya masuk kesekolah dan Ia ‘tak ingin terlambat.
Pagi ini begitu cerah begitupun suasana hati Nana. Ia sangat bersemangat pergi ke sekolah barunya dan berkenalan dengan teman-teman yang baru pula, walau dalam hatinya masih tersimpan kesedihan karena berpisah dengan teman-teman lamanya, tapi Ia yakin bahwa kelak Ia akan menemukan teman-teman yang lebih mengasyikan disini dan dapat melupakan kesedihannya.
Setelah selesai bersiap Nana keluar dari kamarnya untuk sarapan. Mama Nana telah menyiapkan nasi goreng kesukaan Nana dan kakaknya yang bernama kak Adit. Nana sangat menyayangi kakaknya karena Kak Adit begitu baik padanya dan selalu membantunya jika Nana berada dalam kesulitan, kak Adit juga sangat mengenal Nana ia tahu ketika Nana sedang sedih ataupun senang. “ Nana kelihatan senang sekali hari ini, kenapa?” Tanya kak Adit yang dari tadi heran melihat tingkah laku Nana yang sangat bersemangat , “Nana nggak kenapa-kenapa kok” sahut Nana sambi tersenyum-senyum memandang kakaknya yang semakin heran saja, “trus kenapa dari tadi Nana senyum-senyum sendiri gak jelas gitu?” balas kak Adit kemudian Nana tertawa sejenak “ Iya ni kak, Nana udah nggak sabar pengen cepat-cepat ke sekolah, biar Nana cepat dapat teman baru..”.” Pasti pengen cepet-cepet liat cowok-cowoknya yaa.. hahaha” ujar kak Adit menggoda Nana. “Ih, apa sih kak Adit, nggak kok” jawab Nana sambil cemberut.
“ Heh! Sudah jangan ribut, cepat selesaikan sarapan kalian, kalau tidak nanti kalian akan terlambat datang kesekolah” kata mama Nana menengahi . Kak Adit dan Nana hanya saling berpandangan dan tertawa.”Ayo cepat Na, kak Adit tunggu di depan ya..” kata kak Adit sambil mencium tangan Mamanya,berpamitan . Dikeluarkannya motor Scorpio kesayangannya. 
 “ Hati-hati ya, jangan ngebut!” jawab mamanya sambil tersenyum. Dengan cepat Nana mengambil sepatunya, namun sebelumnya dikenakannya terlebih dahulu kaos kakinya sepanjang lutut baru Ia pakai sepatunya, dan langsung saja Nana berlari menghampiri kak Adit, Ia juga tidak lupa untuk pamit kepada Mamanya yang telah menunggu di depan pintu dan mencium pipi mamanya “ Nana berangkat ya ma” ujar Nana, “iya sayang, baik-baik disekolah ya” pesan Mamanya, “sip maa..” balas Nana dengan senyum di wajahnya.
Dalam perjalanan kesekolah Nana benar-benar tidak bisa diam, Ia sangat tidak sabar ingin segera sampai disekolah, sampai kak Adit pun di buat kesal karenanya “ Nana jangan goyang-goyang terus dong! Kak Adit jadi nggak bisa ngendaliin motor ni, nanti kalau kita jatuh gimana?” keluh kak Adit “oh, maaf kak, Nana cuma terlalu semangat aja pengen cepat sampai di sekolah” jawab Nana “Ia kak Adit tau, pengen cepat ketemu cowok-cowok genteng di sekolah, kan?” goda kak Adit, ”ih gak kok! Siapa bilang Nana pengen ketemu cowok?” jawab Nana kesal, mendengar jawaban Nana dengan nada bicara yang kesal membuat kak Adit tertawa terbahak-bahak, hingga Nana hanya bisa diam dan mengalihkan pandangannya ke jalanraya yang sedang ramai oleh para penggunanya yang kebanyakan anak-anak remaja.
Sesampainya di sekolah kak Adit berhenti didepan gerbang sekolah Nana kemudian Nana turun dan langsung bertanya “ kak Adit kok berhenti disini? kak Adit nggak nganter Nana ke dalam dulu?” , “ Lo ngapain harus dianter? Kan Nana sudah bisa pergi sendiri?” jawab kak Adit, “emang kenapa Na?” Tanya kak Adit lagi “ Nana malu kak masuk sendiri, kakak anterin Nana masuk ya?” ujar Nana memohon pada kakaknya. “Tadi semangat banget mau berangkat? Kirain berani, eh ternyata takut juga” balas kak Adit sambil mengejek Nana dan kemudian kak Adit melepas helmnya dan mengantar Nana masuk ke sekolah untuk menemui Kepala Sekolahnya. Setelah mengantar Nana kak Adit lalu pergi ke sekolahnya yang hanya bersebelahan dengan sekolah Nana. Tak lama setelah kak Adit pergi meninggalkannya Wali kelas Nana, Ibu Salma datang menghampiri Nana “ ayo Ibu antar kamu ke kelas VIII C” ujar Ibu Salma dengan lembut. Nana menganguk dan mengikuti Bu Salma dari belakang diikuti tatapan beberapa pasang mata yang heran melihat Nana seakan Nana adalah alien yang datang dari planet lain!
 Sesampainya di kelas Bu Salma meminta Nana duduk di barisan tengah.Saat itu pelajaran Bahasa Indonesia baru dimulai. Guru yang sedang mengajar mempersilahkan Nana  untuk memperkenalkan diri didepan kelas. Nana begitu gemetar ketika hampir sekitar 35 pasang mata melihat ke arahnya. Namun akhirnya Ia mampu memperkenalkan -diri walau dengan sedikit gemetar-. Setelah pelajaran berakhir banyak teman-teman sekelasnya yang ingin berkenalan dan Nana sangat senang karenanya. Setiap mata pelajaran yang diberikan hari ini dapat dilalui Nana dengan baik walau pada pelajaran ketiga dan empat ia harus menghadapi ujian sejarah mendadak, namun untung saja pelajaran itu telah diberikan di sekolah lamanya, sehingga Nana dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Lima minggu telah berlalu namun Nana masih belum bisa menemukan seorang teman dekat yang dapat menemaninnya, mengajaknya berkeliling, dan menghibur hatinya dan hal-hal lain yang dapat dilakukan bersama-sama. Walaupun Nana telah memiliki banyak teman di sekolahnya dan telah mengenal semua teman-teman sekelasnya namun semua itu tidak seperti apa yang diinginkan Nana.  Teman-temannya lebih sibuk dengan kepentingannya sendiri. Tetapi ada satu orang yang menarik perhatian Nana, cowok! Namanya Jen. Dimata Nana, Jen yang berpostur tinggi itu lebih peduli dengan orang-orang disekitarnya,ramah dan pintar. “Aduh, kok aku jadi mikirin dia??” keluh Nana berbisik.
 Bel istirahat berbunyi, namun Nana masih menyalin pelajaran bahasa Inggris yang baru saja selesai dijelaskan oleh Pak Marko. Tiba-tiba Nana terhenti, ia terkejut menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya padahal saat itu kelas sudah kosong dan Nana lebih terkejut lagi ketika mengetahui orang yang duduk disebelahnya itu Jen!. Nana hanya bisa diam  terkesiap tak mampu berkata-kata. “Nggak ke kantin?” Tanya Jen memecah kesunyian “Eh, ya aku ke kantin kok, ini baru aja mau ke sana” jawab Nana, “Hmm, mau bareng nggak?” Tanya Jen setengah mengajak. “Iya boleh..” jawab Nana sambil tersenyum.
Sejak saat itu Nana dan Jen mulai bersahabat, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama dan saling berbagi suka duka satu sama lain. Sampai pada saat kenaikan kelas mereka berharap akan kembali menjadi teman sekelas. Dan keinginan mereka terwujud ketika siang itu pembagian kelas baru telah selesai di laksanakan. “ hahaha.. asyik kita sekelas lagi!” ujar Jen yang kemudian memeluk Nana yang tanpa persiapan dan mencium keningnya, hingga Nana hanya terpaku dalam pelukan Jen. “ eh ayo kita ke kelas Na, ambil tas terus ke kantin” ajak Jen sambil melepas pelukannya dan meraih tangan Nana. Nana tak dapat melakukan apa-apa tiba-tiba bibirnya beku tak mampu bersuara, ia tak menyangka, ia masih kaget. Jen diam dan menatap Nana sejenak, “kenapa Jen?” Tanya Nana yang sadar bahwa Jen sedang memperhatikan sikapnya yang berubah, sekaligus Nana juga malu karena Jen menatapnya sangat lekat , “nggak apa-apa, ayoo!” jawab Jen “Kita lomba ya yang kalah traktir!” ucap Jen menghapus ketegangan dan keheningan. Nana langsung mengejar Jen yang sudah lebih dulu lari.
Sepulang sekolah  Nana segera berlari ke kamarnya Ia meraih boneka kesayangannya dan memeluknya erat. Nana masih terbayang dengan kejadian siang tadi. Jantungnya berdebar kencang, ia merasa sangat bahagia, tapi kenapa? Perasaan di hatinya bercampur, ia juga tak mengerti apa yang ia rasakan senang, bingung, kesal, malu, heran, aneh, tapi juga bahagia? Bukankah ia dan Jen sudah sering menghabiskan waktu bersama-sama, pergi selalu berdua, saling tukar cerita dan kenapa ia merasa begitu bahagia sekarang? Setelah kejadian tadi siang!
Sementara di kamarnya Nana bingung dengan perasaannya, tidak kalah pula dengan yang Jen tidak menyangka apa yang ia  lakukan tadi siang. Meski  Jen telah menyimpan rasa lebih untuk Nana sejak pertama bertemu, namun tak berani ia ungkapkan, tapi kenapa tadi aku bisa sampai ke lolosan begitu? Tanya Jen dalam hati “aahh…” ujar Jen sambil mengacak-acak rambutnya. Kenapa ya aku bisa seperti itu? Malu-maluin sekali! Semoga Nana nggak marah ya  pikir Jen. Ia juga berencana untuk datang ke rumah Nana sore nanti.
Tiba-tiba handphone Nana berdering menandakan ada sms masuk. Sms itu dari jen.
Nana…?
Dengan cepat nana membalas sms itu
Iya Jen, ada apa ?
Sms balasan dari Nana segera di buka dan dibalas oleh jen
Nggak ada apa-apa sih Na sebenernya, aku nanti mau main ke rumahmu ya? Aku mau ajak kamu jalan-jalan boleh, kan?

            Ia boleh kok, jam berapa mau datang?
Tanya nana.
            Jam 3 sore ya.Nanti aku kasih tahu kamu kalau aku sudah sampai depan rumah Na..
Balas Jen dengan sangat cepat.

 Di depan rumah Nana, Jen terdiam .Ia tak berani masuk padahal di dalam Nana telah menunggunya. Hati Jen berdegup kencang namun di kumpulkannya keberaniannya dan langsung masuk. Rumah Nana tampak sangat sepi. Jen  menekan bel di samping pintu rumah Nana. Nana segera berlari menuju pintu dan Ia hanya terkesiap melihat Jen yang telah berdiri di depan pintu rumahnya dengan pakaian yang sangat rapi namun masih bergaya membuat Nana tak dapat berkata-kata ia terpukau dengan keindahan yang sedang ia lihat ini. “ Na? kok gitu banget ngeliatnya? Penampilan aku  aneh ya?” Tanya Jen. Seketika Nana tersadar “Mm, nggak kok, penampilan kamu bagus cuma aku rada heran aja, kenapa penampilan kamu berubah jadi kayak gini, biasanya juga kalau datang gak bilang-bilang main nongol aja terus bajunya juga biasa aja, sekarang berubah gini, tapi aku suka kok.” Ujar Nana jujur. “ Tapi nggak apa-apa, kan? Sekali-sekali aku kayak gini, rapi, stylish, ya kan?” jawab Jen mengelak “ oh ya kok rumah sepi Na, pada kemana?” sambung Jen .“Pada pergi semua nih, papa sama mama ada undangan, kalau kak Adit lagi pergi sama teman-temannya” jelas Nana “ Ya sudah ayo pergi” ajak Nana.
Mereka berdua pergi ke bioskop terlebih dahulu. Mereka memilih nonton film India yang berjudul My Name is Khan. Film ini sangat menyentuh hati. Setelah puas menonton, mereka pergi ke Taman kota yang letaknya tidak jauh dari Mall dimana gedung bioskop itu berada. Taman Kota yang terletak di tengah kota Palangkaraya ini merupakan tempat yang sangat strategis untuk bersantai di sore hari.Sedangkan jika hari Minggu, Taman Kota dipenuhi oleh masyarakat untuk lari pagi. Jen dan Nana asyik bercanda sambil makan kacang rebus.
Mereka memutuskan untuk  pergi kerumah puput – Putri Anastasia teman sebangku Nana yang tomboy dan susah diatur . Di rumah Puput, mereka bertemu dengan teman-teman yang lain yang rata-rata cowok  ada Chris, Nando, Jere, Chandra,dan Nikho,  ada pula  Irend, Nadia,  Di depan rumah Puput mereka bermain basket dengan peraturan sendiri-sendiri dan asal-asalan.
Selama di rumah Puput, Nadia teman sekelas Nana yang menyukai Jen, terus mencoba mendekati Jen. Namun Jen tidak menghiraukan, ia malah memperhatikan Nana yang sedang bermain dengan Chandra yang  sepengetahuan Jen, Chandra sedang mencoba mendekati Nana. Begitupun sebaliknya walau sedang asyik bermain dengan Chandra, Nana tak dapat  mengalihkan perhatiannya pada Nadia yang masih saja mencoba mendekat Jen.
 Setelah cukup lama dan lelah bermain, Jen dan Nana memutuskann untuk pulang – karena jam tangan nana  telah menunjukan jam 8 malam – dan Jen pun mengantar Nana pulang.
Beberapa  hari setelah itu Chandra mencoba untuk  menyatakan perasaannya pada Nana. Nana pun bingung menjawabnya. Di satu sisi perasaannya selalu pada Jen namun sikap Jen masih belum pasti. Sementara Chandra sahabat Jen terus menerus mengejarnya bahkan berani menyatakan perasaannya.
Chandra sering curhat pada Jen tentang perasaannya pada Nana. Dan dia bahkan minta bantuan Jen untuk menakhlukkan  hati Nana. Jen tidak ingin persahabatatannya selama ini akan hancur. Walau sakit perasaannya, dia meminta Nana untuk menerima Chandra.
Nana merasa bahwa selama ini ternyata Jen hanya menganggapnya sebagai sahabat. Akhirnya Nana mau menerima Chandra meskipun tetap ada Jen di hatinya.
Dan demi mengurangi rasa sakit dan rindu di hatinya pada Nana, Jen memilih untuk menerima cinta Nadia dengan rasa bersalah yang membelengu di hatinya karena hanya terpaksa menerima Nadia.
Tiga minggu telah berlalu dan Nana tak dapat menahan diri  lagi. Ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Chandra karena ia juga tak mau menyakiti perasaan Chandra dengan berbohong tentang perasaannya.
 Setelah mengetahui bahwa hubungan Nana dan Chandra telah berakhir, Jen kembali mendekati Nana. Dan mulai lupa bahwa ia tengah menjalin hubungan dengan Nadia.Tentu saja hal ini membuat Nadia merasa kesal dan kecewa.
 Karena merasa tidak enak kepada Nadia, Nana memilih untuk membatasi hubungannya dengan Jen walau ia tahu bahwa itu akan menyakiti perasaannya sendiri, tapi ia tidak akan tega menyakiti perasaan temannya. Menyadari itu munculah keberanian  Jen untuk mengahiri hubungannya dengan Nadia. ya
Hari-haripun telah banyak berlalu hubungan Jen dan Nana telah kembali seperti dahulu dan malah makin membaik. Dimana ada Jen di situ pasti ada Nana. Mereka seperti tak terpisahkan.

Hari valentine tiba, Nana dan seluruh teman-teman sekelasnya saling berbagi coklat .Nana memilih untuk memberikan coklat kepada Jen namun tidak di sekolah. Ia memberikan coklat itu  di rumah salah satu  temannya, Clara  yang  saat itu sedang berulang tahun. “ Nih buat Jen” ujar nana sambil memberikan coklat ditangannya kepada Jen. Jen diam sejenak tersenyum kepada Nana kemudian  ia  mengambil coklat itu dan mencium pipi Nana lalu berkata “ makasih ya Na, ini buat Nana “ jawab Jen dan memberikan sekuntum bunga mawar kepada Nana. Betapa terkejutnya Nana melihat bunga itu karena tadi Jen tidak membawa apa-apa saat menjemputnya untuk pergi ke acara ulangtahun Clara bersama.
 Jen juga meminta maaf karena nanti ia tak dapat mengantar Nana pulang karena Jen diminta untuk menemani mamanya pergi menghadiri suatu undangan, kemudian di peluknya Nana dan berbisik “ aku sayang kamu Na” lalu ia berbalik dan pergi. Sementara Nana terdiam menatap kepergian Jen dan tetap menatap jalan yang kosong itu, mencoba mencerna apa yang baru saja di katakana oleh Jen itu benar adanya ataukah hanya khayalan Nana saja. Yang semakin membuat perasaan Nana menjadi tidak karuan.
Tanpa terasa waktu telah berlalu dengan cepat dan disini di lapangan sekolah ini kami semua menunggu pengumuman ke lulusan dengan hening dan ketegangan yang menyelimuti perasaan kami. Semua  akhirnya berlalu dan berakhir dengan tawa gembira dan bahagia. Begitupun Nana dan Jen yang juga sangat bahagia namun juga sedih karena mereka akan terpisah.
 Mereka berpisah bukan karena pisah sekolah. Namun Nana harus kembali pindah karena mengikuti kepindahan tugas orang tuanya ke daerah lain. Namun cinta antara Jen dan Nana akan tetap bersemi di hati. Mereka yakin jika mereka berjodoh pasti Tuhan akan menyatukan mereka kelak. Cinta memang penuh misteri. Cinta yang indah akan terus dikenang sepanjang masa. Kenangan Terindah.