Malam begitu indah. Bulan purnama bersinar terang menerangi gelapnya malam.
Bintang bintang berkelap kelip laksana taburan berlian. Angin berhembus.
Sesekali terdengar suara jangkerik dan katak bersahutan memecah keheningan malam.
Angin lembut membelai rambut panjang Nana yang sedang duduk
sendirian di tepi jendela kamarnya. Ia terus menatap langit. Hatinya gelisah
memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya nanti di kota yang baru seminggu ini dikenalnya.
Palangkaraya, kota
di Kalimantan Tengah ini masih terasa
asing di matanya. Sesekali Nana menghela nafas panjang mengusir kerinduannya
pada teman teman lamanya.
Jam dinding bergambar keropy di kamar Nana telah menunjukan
pukul 12 malam namun Nana masih saja menatap sang rembulan. Berkas cahayanya
sangat menenangkan hati, menyejukkan jiwa. Didalam hati Nana hanya bisa bertanya bisakah
Ia hidup seperti sang rembulan? Yang tetap tegar menghiasi gelapnya malam walau
kadang hanya sendirian tanpa ada yang menemani??
Setelah lama
duduk di tepi jendela kamarnya lambat laun Nana pun mulai lelah dan mengantuk
sehingga Ia pun bangkit dan menutup jendela kamarnya, kemudian Ia beranjak
pergi ke tempat tidur, memasang alaram pada jam bekernya dan mengambil boneka
kodok miliknya, memeluknya lalu tertidur.
Tepat jam 05.00 pagi jam beker yang berada tepat disamping tempat tidur Nana berdering dengan keras. Nana langsung
terlonjak bangun karena kagetnya, Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal
suara yang mengagetkanya itu. Ia pun
tersadar bahwa itu suara jam bekernya.
Segera Nana mematikan jam bekernya itu “
astaga jam berapa sih ini?” keluh Nana kesal, seketika diperhatikannya lagi jam
bekernya itu yang menunjukan jam 5 pagi, “oh, iya aku lupa.. kan aku sendiri yang memasang alaram sepagi
ini! Sial..” . Nana menghempaskan tubuhnya kembali ke tempat tidur, memejamkan
mata sejenak untuk menenangkan pikirannya, kemudian dengan segera Ia bangkit
dari tempat tidurnya, membereskannya terlebih dahulu dan setelah itu Ia segera
mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi kesekolahnya yang baru. Karena ini
adalah hari pertamanya masuk kesekolah dan Ia ‘tak ingin terlambat.
Pagi ini begitu cerah begitupun suasana hati Nana. Ia
sangat bersemangat pergi ke sekolah barunya dan berkenalan dengan teman-teman
yang baru pula, walau dalam hatinya masih tersimpan kesedihan karena berpisah
dengan teman-teman lamanya, tapi Ia yakin bahwa kelak Ia akan menemukan
teman-teman yang lebih mengasyikan disini dan dapat melupakan kesedihannya.
Setelah selesai bersiap Nana keluar dari kamarnya untuk sarapan.
Mama Nana telah menyiapkan nasi goreng kesukaan Nana dan kakaknya yang bernama
kak Adit. Nana sangat menyayangi kakaknya karena Kak Adit begitu baik padanya
dan selalu membantunya jika Nana berada dalam kesulitan, kak Adit juga sangat
mengenal Nana ia tahu ketika Nana sedang sedih ataupun senang. “ Nana kelihatan
senang sekali hari ini, kenapa?” Tanya kak Adit yang dari tadi heran melihat
tingkah laku Nana yang sangat bersemangat , “Nana nggak kenapa-kenapa kok”
sahut Nana sambi tersenyum-senyum memandang kakaknya yang semakin heran saja,
“trus kenapa dari tadi Nana senyum-senyum sendiri gak jelas gitu?” balas kak
Adit kemudian Nana tertawa sejenak “ Iya ni kak, Nana udah nggak sabar pengen
cepat-cepat ke sekolah, biar Nana cepat dapat teman baru..”.” Pasti pengen
cepet-cepet liat cowok-cowoknya yaa.. hahaha” ujar kak Adit menggoda Nana. “Ih,
apa sih kak Adit, nggak kok” jawab Nana sambil cemberut.
“ Heh! Sudah jangan ribut, cepat selesaikan sarapan
kalian, kalau tidak nanti kalian akan terlambat datang kesekolah” kata mama
Nana menengahi . Kak Adit dan Nana hanya saling berpandangan dan tertawa.”Ayo
cepat Na, kak Adit tunggu di depan ya..” kata kak Adit sambil mencium tangan Mamanya,berpamitan
. Dikeluarkannya motor Scorpio kesayangannya.
“ Hati-hati ya,
jangan ngebut!” jawab mamanya sambil tersenyum. Dengan cepat Nana mengambil
sepatunya, namun sebelumnya dikenakannya terlebih dahulu kaos kakinya sepanjang
lutut baru Ia pakai sepatunya, dan langsung saja Nana berlari menghampiri kak
Adit, Ia juga tidak lupa untuk pamit kepada Mamanya yang telah menunggu di
depan pintu dan mencium pipi mamanya “ Nana berangkat ya ma” ujar Nana, “iya
sayang, baik-baik disekolah ya” pesan Mamanya, “sip maa..” balas Nana dengan
senyum di wajahnya.
Dalam perjalanan kesekolah Nana benar-benar tidak bisa
diam, Ia sangat tidak sabar ingin segera sampai disekolah, sampai kak Adit pun
di buat kesal karenanya “ Nana jangan goyang-goyang terus dong! Kak Adit jadi
nggak bisa ngendaliin motor ni, nanti kalau kita jatuh gimana?” keluh kak Adit
“oh, maaf kak, Nana cuma terlalu semangat aja pengen cepat sampai di sekolah”
jawab Nana “Ia kak Adit tau, pengen cepat ketemu cowok-cowok genteng di
sekolah, kan?” goda kak Adit, ”ih gak kok! Siapa bilang Nana pengen ketemu
cowok?” jawab Nana kesal, mendengar jawaban Nana dengan nada bicara yang kesal
membuat kak Adit tertawa terbahak-bahak, hingga Nana hanya bisa diam dan
mengalihkan pandangannya ke jalanraya yang sedang ramai oleh para penggunanya
yang kebanyakan anak-anak remaja.
Sesampainya di sekolah kak Adit berhenti didepan gerbang
sekolah Nana kemudian Nana turun dan langsung bertanya “ kak Adit kok berhenti disini?
kak Adit nggak nganter Nana ke dalam dulu?” , “ Lo ngapain harus dianter? Kan
Nana sudah bisa pergi sendiri?” jawab kak Adit, “emang kenapa Na?” Tanya kak
Adit lagi “ Nana malu kak masuk sendiri, kakak anterin Nana masuk ya?” ujar
Nana memohon pada kakaknya. “Tadi semangat banget mau berangkat? Kirain berani,
eh ternyata takut juga” balas kak Adit sambil mengejek Nana dan kemudian kak
Adit melepas helmnya dan mengantar Nana masuk ke sekolah untuk menemui Kepala
Sekolahnya. Setelah mengantar Nana kak Adit lalu pergi ke sekolahnya yang hanya
bersebelahan dengan sekolah Nana. Tak lama setelah kak Adit pergi
meninggalkannya Wali kelas Nana, Ibu Salma datang menghampiri Nana “ ayo Ibu
antar kamu ke kelas VIII C” ujar Ibu Salma dengan lembut. Nana menganguk dan
mengikuti Bu Salma dari belakang diikuti tatapan beberapa pasang mata yang heran
melihat Nana seakan Nana adalah alien yang datang dari planet lain!
Sesampainya di
kelas Bu Salma meminta Nana duduk di barisan tengah.Saat itu pelajaran Bahasa
Indonesia baru dimulai. Guru yang sedang mengajar mempersilahkan Nana untuk memperkenalkan diri didepan kelas. Nana
begitu gemetar ketika hampir sekitar 35 pasang mata melihat ke arahnya. Namun
akhirnya Ia mampu memperkenalkan -diri walau dengan sedikit gemetar-. Setelah
pelajaran berakhir banyak teman-teman sekelasnya yang ingin berkenalan dan Nana
sangat senang karenanya. Setiap mata pelajaran yang diberikan hari ini dapat
dilalui Nana dengan baik walau pada pelajaran ketiga dan empat ia harus
menghadapi ujian sejarah mendadak, namun untung saja pelajaran itu telah diberikan
di sekolah lamanya, sehingga Nana dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Lima minggu telah berlalu namun Nana masih belum bisa menemukan seorang
teman dekat yang dapat menemaninnya, mengajaknya berkeliling, dan menghibur
hatinya dan hal-hal lain yang dapat dilakukan bersama-sama. Walaupun Nana telah
memiliki banyak teman di sekolahnya dan telah mengenal semua teman-teman sekelasnya
namun semua itu tidak seperti apa yang diinginkan Nana. Teman-temannya lebih sibuk dengan
kepentingannya sendiri. Tetapi ada satu orang yang menarik perhatian Nana,
cowok! Namanya Jen. Dimata Nana, Jen yang berpostur tinggi itu lebih peduli
dengan orang-orang disekitarnya,ramah dan pintar. “Aduh, kok aku jadi mikirin
dia??” keluh Nana berbisik.
Bel istirahat
berbunyi, namun Nana masih menyalin pelajaran bahasa Inggris yang baru saja
selesai dijelaskan oleh Pak Marko. Tiba-tiba Nana terhenti, ia terkejut
menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya padahal saat itu kelas sudah
kosong dan Nana lebih terkejut lagi ketika mengetahui orang yang duduk
disebelahnya itu Jen!. Nana hanya bisa diam terkesiap tak mampu berkata-kata. “Nggak ke
kantin?” Tanya Jen memecah kesunyian “Eh, ya aku ke kantin kok, ini baru aja
mau ke sana”
jawab Nana, “Hmm, mau bareng nggak?” Tanya Jen setengah mengajak. “Iya boleh..”
jawab Nana sambil tersenyum.
Sejak saat itu Nana dan Jen mulai bersahabat, mereka
lebih sering menghabiskan waktu bersama dan saling berbagi suka duka satu sama
lain. Sampai pada saat kenaikan kelas mereka berharap akan kembali menjadi
teman sekelas. Dan keinginan mereka terwujud ketika siang itu pembagian kelas
baru telah selesai di laksanakan. “ hahaha.. asyik kita sekelas lagi!” ujar Jen
yang kemudian memeluk Nana yang tanpa persiapan dan mencium keningnya, hingga Nana
hanya terpaku dalam pelukan Jen. “ eh ayo kita ke kelas Na, ambil tas terus ke
kantin” ajak Jen sambil melepas pelukannya dan meraih tangan Nana. Nana tak
dapat melakukan apa-apa tiba-tiba bibirnya beku tak mampu bersuara, ia tak
menyangka, ia masih kaget. Jen diam dan menatap Nana sejenak, “kenapa Jen?”
Tanya Nana yang sadar bahwa Jen sedang memperhatikan sikapnya yang berubah,
sekaligus Nana juga malu karena Jen menatapnya sangat lekat , “nggak apa-apa,
ayoo!” jawab Jen “Kita lomba ya yang kalah traktir!” ucap Jen menghapus ketegangan
dan keheningan. Nana langsung mengejar Jen yang sudah lebih dulu lari.
Sepulang sekolah Nana segera berlari ke kamarnya Ia meraih
boneka kesayangannya dan memeluknya erat. Nana masih terbayang dengan kejadian
siang tadi. Jantungnya berdebar kencang, ia merasa sangat bahagia, tapi kenapa?
Perasaan di hatinya bercampur, ia juga tak mengerti apa yang ia rasakan senang,
bingung, kesal, malu, heran, aneh, tapi juga bahagia? Bukankah ia dan Jen sudah
sering menghabiskan waktu bersama-sama, pergi selalu berdua, saling tukar
cerita dan kenapa ia merasa begitu bahagia sekarang? Setelah kejadian tadi
siang!
Sementara di kamarnya Nana bingung dengan perasaannya,
tidak kalah pula dengan yang Jen tidak menyangka apa yang ia lakukan tadi siang. Meski Jen telah menyimpan rasa lebih untuk Nana sejak
pertama bertemu, namun tak berani ia ungkapkan, tapi kenapa tadi aku bisa sampai ke lolosan begitu? Tanya Jen dalam
hati “aahh…” ujar Jen sambil mengacak-acak rambutnya. Kenapa ya aku bisa seperti itu? Malu-maluin sekali! Semoga Nana nggak
marah ya pikir Jen. Ia juga
berencana untuk datang ke rumah Nana sore nanti.
Tiba-tiba handphone Nana berdering menandakan ada sms
masuk. Sms itu dari jen.
Nana…?
Dengan cepat nana membalas sms itu
Iya Jen, ada apa
?
Sms balasan dari Nana segera di buka dan dibalas oleh jen
Nggak ada apa-apa
sih Na sebenernya, aku nanti mau main ke rumahmu ya? Aku mau ajak kamu
jalan-jalan boleh, kan?
Ia boleh kok, jam berapa mau datang?
Tanya nana.
Jam 3 sore ya.Nanti aku kasih tahu kamu kalau aku sudah
sampai depan rumah Na..
Balas Jen dengan sangat cepat.
Di depan rumah
Nana, Jen terdiam .Ia tak berani masuk padahal di dalam Nana telah menunggunya.
Hati Jen berdegup kencang namun di kumpulkannya keberaniannya dan langsung masuk.
Rumah Nana tampak sangat sepi. Jen menekan
bel di samping pintu rumah Nana. Nana segera berlari menuju pintu dan Ia hanya
terkesiap melihat Jen yang telah berdiri di depan pintu rumahnya dengan pakaian
yang sangat rapi namun masih bergaya membuat Nana tak dapat berkata-kata ia
terpukau dengan keindahan yang sedang ia lihat ini. “ Na? kok gitu banget
ngeliatnya? Penampilan aku aneh ya?”
Tanya Jen. Seketika Nana tersadar “Mm, nggak kok, penampilan kamu bagus cuma
aku rada heran aja, kenapa penampilan kamu berubah jadi kayak gini, biasanya
juga kalau datang gak bilang-bilang main nongol aja terus bajunya juga biasa
aja, sekarang berubah gini, tapi aku suka kok.” Ujar Nana jujur. “ Tapi nggak
apa-apa, kan?
Sekali-sekali aku kayak gini, rapi, stylish, ya kan?” jawab Jen mengelak “ oh ya kok rumah
sepi Na, pada kemana?” sambung Jen .“Pada pergi semua nih, papa sama mama ada
undangan, kalau kak Adit lagi pergi sama teman-temannya” jelas Nana “ Ya sudah
ayo pergi” ajak Nana.
Mereka berdua pergi ke bioskop terlebih dahulu. Mereka
memilih nonton film India
yang berjudul My Name is Khan. Film ini sangat menyentuh hati. Setelah puas
menonton, mereka pergi ke Taman kota
yang letaknya tidak jauh dari Mall dimana gedung bioskop itu berada. Taman Kota
yang terletak di tengah kota
Palangkaraya ini merupakan tempat yang sangat strategis untuk bersantai di sore
hari.Sedangkan jika hari Minggu, Taman Kota dipenuhi oleh masyarakat untuk lari
pagi. Jen dan Nana asyik bercanda sambil makan kacang rebus.
Mereka memutuskan untuk pergi kerumah puput – Putri Anastasia teman
sebangku Nana yang tomboy dan susah diatur . Di rumah Puput, mereka bertemu
dengan teman-teman yang lain yang rata-rata cowok ada Chris, Nando, Jere, Chandra,dan
Nikho, ada pula Irend, Nadia, Di depan rumah Puput mereka bermain basket
dengan peraturan sendiri-sendiri dan asal-asalan.
Selama di rumah Puput, Nadia teman sekelas Nana yang
menyukai Jen, terus mencoba mendekati Jen. Namun Jen tidak menghiraukan, ia
malah memperhatikan Nana yang sedang bermain dengan Chandra yang sepengetahuan Jen, Chandra sedang mencoba
mendekati Nana. Begitupun sebaliknya walau sedang asyik bermain dengan Chandra,
Nana tak dapat mengalihkan perhatiannya
pada Nadia yang masih saja mencoba mendekat Jen.
Setelah cukup
lama dan lelah bermain, Jen dan Nana memutuskann untuk pulang – karena jam
tangan nana telah menunjukan jam 8 malam
– dan Jen pun mengantar Nana pulang.
Beberapa hari
setelah itu Chandra mencoba untuk
menyatakan perasaannya pada Nana. Nana pun bingung menjawabnya. Di satu
sisi perasaannya selalu pada Jen namun sikap Jen masih belum pasti. Sementara
Chandra sahabat Jen terus menerus mengejarnya bahkan berani menyatakan
perasaannya.
Chandra sering curhat pada Jen tentang perasaannya pada
Nana. Dan dia bahkan minta bantuan Jen untuk menakhlukkan hati Nana. Jen tidak ingin persahabatatannya
selama ini akan hancur. Walau sakit perasaannya, dia meminta Nana untuk
menerima Chandra.
Nana merasa bahwa selama ini ternyata Jen hanya
menganggapnya sebagai sahabat. Akhirnya Nana mau menerima Chandra meskipun
tetap ada Jen di hatinya.
Dan demi mengurangi rasa sakit dan rindu di hatinya pada
Nana, Jen memilih untuk menerima cinta Nadia dengan rasa bersalah yang
membelengu di hatinya karena hanya terpaksa menerima Nadia.
Tiga minggu telah berlalu dan Nana tak dapat menahan
diri lagi. Ia memutuskan untuk
mengakhiri hubungannya dengan Chandra karena ia juga tak mau menyakiti perasaan
Chandra dengan berbohong tentang perasaannya.
Setelah
mengetahui bahwa hubungan Nana dan Chandra telah berakhir, Jen kembali
mendekati Nana. Dan mulai lupa bahwa ia tengah menjalin hubungan dengan Nadia.Tentu
saja hal ini membuat Nadia merasa kesal dan kecewa.
Karena merasa
tidak enak kepada Nadia, Nana memilih untuk membatasi hubungannya dengan Jen
walau ia tahu bahwa itu akan menyakiti perasaannya sendiri, tapi ia tidak akan
tega menyakiti perasaan temannya. Menyadari itu munculah keberanian Jen untuk mengahiri hubungannya dengan Nadia.
ya
Hari-haripun telah banyak berlalu hubungan Jen dan Nana
telah kembali seperti dahulu dan malah makin membaik. Dimana ada Jen di situ
pasti ada Nana. Mereka seperti tak terpisahkan.
Hari valentine tiba, Nana dan seluruh teman-teman sekelasnya
saling berbagi coklat .Nana memilih untuk memberikan coklat kepada Jen namun
tidak di sekolah. Ia memberikan coklat itu di rumah salah satu temannya, Clara yang
saat itu sedang berulang tahun. “ Nih buat Jen” ujar nana sambil memberikan
coklat ditangannya kepada Jen. Jen diam sejenak tersenyum kepada Nana kemudian ia mengambil
coklat itu dan mencium pipi Nana lalu berkata “ makasih ya Na, ini buat Nana “
jawab Jen dan memberikan sekuntum bunga mawar kepada Nana. Betapa terkejutnya Nana
melihat bunga itu karena tadi Jen tidak membawa apa-apa saat menjemputnya untuk
pergi ke acara ulangtahun Clara bersama.
Jen juga meminta
maaf karena nanti ia tak dapat mengantar Nana pulang karena Jen diminta untuk
menemani mamanya pergi menghadiri suatu undangan, kemudian di peluknya Nana dan
berbisik “ aku sayang kamu Na” lalu ia berbalik dan pergi. Sementara Nana
terdiam menatap kepergian Jen dan tetap menatap jalan yang kosong itu, mencoba
mencerna apa yang baru saja di katakana oleh Jen itu benar adanya ataukah hanya
khayalan Nana saja. Yang semakin membuat perasaan Nana menjadi tidak karuan.
Tanpa terasa waktu telah berlalu dengan cepat dan disini
di lapangan sekolah ini kami semua menunggu pengumuman ke lulusan dengan hening
dan ketegangan yang menyelimuti perasaan kami. Semua akhirnya berlalu dan berakhir dengan tawa gembira
dan bahagia. Begitupun Nana dan Jen yang juga sangat bahagia namun juga sedih
karena mereka akan terpisah.
Mereka berpisah
bukan karena pisah sekolah. Namun Nana harus kembali pindah karena mengikuti
kepindahan tugas orang tuanya ke daerah lain. Namun cinta antara Jen dan Nana
akan tetap bersemi di hati. Mereka yakin jika mereka berjodoh pasti Tuhan akan
menyatukan mereka kelak. Cinta memang penuh misteri. Cinta yang indah akan
terus dikenang sepanjang masa. Kenangan Terindah.