Tuesday, May 21, 2013

Ketuhanan menurut ajaran agama hindu





Jika angkau adalah manusia maka engkau harus dapat menghilangkan perasaan tidak senang dalam keadaan apapun. Belajarlah untuk menghilangkan rasa tidak senang dalam keadaan apapun, jika anda mampu menghilangkan rasa tidak senang dalam keadaan apapun maka anda disebut sebagai manusia sejati.
Banyak orang beragama dan agama menjadi sebuah sebab karna agama tidak mengenal adanya tuhan. Sebab telah terjadi tujuh kali perang didunia dijaman kali.hal itu disebabkan karena agama tidak mengenal adanya tuhan. Didiri kita ada bibit-bibit kekuatan yang bersifat kekal. Didunia ini ada 90% manusia yang menderita karma beragama tidak menenal tuhan.
            Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma. Di antara susastra suci tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu Ramayana dan Mahabharata. Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata, merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari Weda.
            Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk. 
Ketuhanan secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu:
·        Nirgunam Brahman : tuhan tidak berwujud / diluar jangkauan / tidak dapat dibayangkan manifestasinya dan sulit untuk dibuktikan.
·        Sagunam Brahman  : tuhan berwujud  / ada nama dan rupa/ permanent / dapat dibayangkan manifestasinya.
Jangan pernah mengganti-ganti nama tuhan. Misalnya anda sudah memilih siwa sebagai tuhan yang dipuja. Tetapi pada saat anda menderita, anda justru menggantinya dengan nama wisnu karna anda merasa bahwa nama tersebut tidak membawa berkah pada diri anda.
Dalam agama hindu mengulang-ngulang nama tuhan itu disebut dengan berjapa, adapun empat cara untuk mengulang-ngulang nama tuhan menurut agama hindu, yaitu:
·        Waikari          : mengulang nama tuhan dan mengucapkannya dengan nada yang keras
·        Upamsu          : mengulang-ngulang nama tuhan dengan cara berbisik-bisik.
·        Manasika       : mengulang nama tuhan dan membayangkan wujudnya.
·        Likita             : mengulang-ngulang nama tuhan dengan cara menulis nama tersebut.
Menurut kepercayaan para penganutnya, ajaran Hindu langsung diajarkan oleh Tuhan sendiri, yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut Awatara. Misalnya Kresna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada zaman Dwaparayuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Ajaran Kresna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawadgita, adalah kitab suci Hindu yang utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau pencerahan.

Adapun cerita yang berhubungan dengan ketuhanan menurut ajaran agama hindu:
P.E.L.U.K.I.S
            Pada jaman dahulu kala ada seorang pelukis yang terkenal. Ia dapat melukis apapun sangat mirip dengan aslinya. Maka ia pun berkeinginan untuk melukis sang krisna lalu ia bertemu dengan sang krisna. Pelukis itu mengutaran kepada krisna keinginanya untuk melukis sosok krisna yang bijaksana. Sang krisna pun memenuhi keinginan pelukis untuk melukis dirinya.
            Lalu sang pelukis mulai melukis sang krisna dengan penuh konsentrasi agar pikirannya hanya tertuju pada objek yang akan dilukis. Berhubung hari sudah gelap merekapun berpisah dan sang pelukis melanjutkan lukisannya dirumah dengan penuh konsentrasi. Lukisannya pun jadi dan ia berniat untuk memperlihatkan lukisan itu kepada sang krisna.
            Keesokan harinya ia bertemu dengan krisna ditempat yang sama dan ia pun memperlihatkan hasil karya yang telah dibuatnya kepada krisna. lalu ia mengambil lukisan itu dan memperlihatkannya, ternyata gambar yang telah dibuat diatas kanvas itu tak ada bekasnya. Hanya kanvas kosong yang ia perlihatkan pada krisna. Ia pun bingung dengan apa yang telah terjadi.
            Tanpa putus asa, ia terus berusaha untuk melukis sosok sang krisna. setelah menyelesaikan lukisan itu, ia langsung menutupnya dengan kain hitam dan menjaganya agar gambar yang ada dikanvas itu tidak hilang lagi. Sesekali ia melihat kembali lukisan yang telah dibuatnya untuk memastikan gambarnya masih ada atau tidak.
            Datanglah krisna, pelukis itu dengan bangga mengatakan bahwa kali ini ia dapat melukis krisna secara utuh. Dibukalah kain hitam yang digunakan sebagai penutup lukisan itu.  Pelukis itu terkejut karena gambar pada lukisan itu lenyap, hanya kanvas putih yang tersisa. Ia bertanya-tanya pada dirinya, apa kah yang telah terjadi…..
            Pada suatu kesempatan, ia bertemu dengan orang suci dan orang suci itu bertanya “mengapa raut wajahmu seperti itu?”  lalu pelukis itu menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya kepada orang suci tersebut. Orang suci itu berkata “kau ingin melukis tuhan, tentu saja itu mustahil.. cobalah engkau menggunakan cermin untuk melukisnya. Sang pelukis pun mengikuti saran yang telah diberikan oleh orang suci kepadanya.
            Pada kesempatan berikutnya, ia bertemu dengan krisna dengan membawa cermin dan mengatakan “kali ini tidak salah lagi, aku bisa melukis dirimu sepenuhnya, krisna”. Maka diperlihatkanlah cermin yang dibawanya itu kehadapan krisna dan sosok krisnapun muncul dalam cermin itu.

A.N.A.N.D.A
            Ananda adalah seorang murid sang budha yang sangat teladan. Suatu hari, ia memperhatikan percakapan sang budha dengan ketiga orang muridnya. Murid pertama bertanya kepada sang budha “apakah tuhan itu ada?” sang budha menjawab “ia, maka carilah tuhan itu”.
            Murid kedua pun bertanya kepadanya “apakah tuhan itu ada?” sang budha menjawab “tidak”. Murid ketiga bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada sang budha, tetapi kali ini budha hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.
            Ananda heran dengan sikap sang budha yang seperti itu. Ananda bertanya kepada sang budha “mengapa dari ketiga orang murid itu, budha memberikan jawaban yang berbeda walaupun pertanyaannya sama”. Lalu budha menjawab “ketika ia bertanya apakah tuhan itu ada, aku menjawab ada karena ia telah siap bertemu dengan tuhan maka aku mengatakan carilah. Pada murid kedua aku menjawab tidak karena ia tidak siap untuk dapat bertemu dengan tuhan. Dan pada murid ketiga aku tidak mengatakan apa-apa karena sesungguhnya tanpa disadari ia telah bertemu dengan tuhan.

Kesimpulan:
Agama Hindu yang berlandaskan Dharma menekankan ajarannya kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana manusia lahir dan mau ke mana manusia akan pergi, atau apa tujuan yang sebenarnya manusia hidup ke dunia. Oleh sebab itu dalam agama Hindu wahyu Tuhan bukan hanya terbatas pada suatu zaman atau untuk seseorang saja.

No comments:

Post a Comment