Jika angkau adalah manusia maka engkau harus dapat
menghilangkan perasaan tidak senang dalam keadaan apapun. Belajarlah untuk
menghilangkan rasa tidak senang dalam keadaan apapun, jika anda mampu menghilangkan
rasa tidak senang dalam keadaan apapun maka anda disebut sebagai manusia
sejati.
Banyak orang beragama dan agama menjadi sebuah sebab karna
agama tidak mengenal adanya tuhan. Sebab telah terjadi tujuh kali perang
didunia dijaman kali.hal itu disebabkan karena agama tidak mengenal adanya
tuhan. Didiri kita ada bibit-bibit kekuatan yang bersifat kekal. Didunia ini
ada 90% manusia yang menderita karma beragama tidak menenal tuhan.
Ajaran agama dalam Hindu didasarkan
pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat
panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual
keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma. Di antara
susastra suci tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang
diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam
mempelajari filsafat Hindu. Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam
ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu
Ramayana dan Mahabharata. Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam
Mahabharata, merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering
disebut sebagai ringkasan dari Weda.
Sumber ajaran agama Hindu adalah
Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan
oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi
seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir terus melalui
sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda suci
atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam
salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada
satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang
memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Ketuhanan
secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu:
·
Nirgunam Brahman : tuhan tidak
berwujud / diluar jangkauan / tidak dapat dibayangkan manifestasinya dan sulit
untuk dibuktikan.
·
Sagunam Brahman : tuhan berwujud / ada nama dan rupa/ permanent / dapat
dibayangkan manifestasinya.
Jangan pernah mengganti-ganti nama tuhan. Misalnya anda
sudah memilih siwa sebagai tuhan yang dipuja. Tetapi pada saat anda menderita,
anda justru menggantinya dengan nama wisnu karna anda merasa bahwa nama
tersebut tidak membawa berkah pada diri anda.
Dalam agama hindu mengulang-ngulang nama tuhan itu disebut
dengan berjapa, adapun empat cara untuk mengulang-ngulang nama tuhan menurut
agama hindu, yaitu:
·
Waikari : mengulang nama tuhan dan mengucapkannya dengan nada yang
keras
·
Upamsu : mengulang-ngulang nama tuhan dengan cara berbisik-bisik.
·
Manasika : mengulang nama tuhan dan membayangkan
wujudnya.
·
Likita : mengulang-ngulang nama tuhan dengan cara menulis nama
tersebut.
Menurut kepercayaan para penganutnya, ajaran Hindu langsung
diajarkan oleh Tuhan sendiri, yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut
Awatara. Misalnya Kresna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada zaman
Dwaparayuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Ajaran Kresna atau Tuhan
sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawadgita, adalah kitab suci Hindu yang
utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran
suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau
pencerahan.
Adapun
cerita yang berhubungan dengan ketuhanan menurut ajaran agama hindu:
P.E.L.U.K.I.S
Pada jaman dahulu kala ada seorang
pelukis yang terkenal. Ia dapat melukis apapun sangat mirip dengan aslinya.
Maka ia pun berkeinginan untuk melukis sang krisna lalu ia bertemu dengan sang
krisna. Pelukis itu mengutaran kepada krisna keinginanya untuk melukis sosok
krisna yang bijaksana. Sang krisna pun memenuhi keinginan pelukis untuk melukis
dirinya.
Lalu sang pelukis mulai melukis sang
krisna dengan penuh konsentrasi agar pikirannya hanya tertuju pada objek yang
akan dilukis. Berhubung hari sudah gelap merekapun berpisah dan sang pelukis
melanjutkan lukisannya dirumah dengan penuh konsentrasi. Lukisannya pun jadi
dan ia berniat untuk memperlihatkan lukisan itu kepada sang krisna.
Keesokan harinya ia bertemu dengan
krisna ditempat yang sama dan ia pun memperlihatkan hasil karya yang telah
dibuatnya kepada krisna. lalu ia mengambil lukisan itu dan memperlihatkannya,
ternyata gambar yang telah dibuat diatas kanvas itu tak ada bekasnya. Hanya
kanvas kosong yang ia perlihatkan pada krisna. Ia pun bingung dengan apa yang
telah terjadi.
Tanpa putus asa, ia terus berusaha
untuk melukis sosok sang krisna. setelah menyelesaikan lukisan itu, ia langsung
menutupnya dengan kain hitam dan menjaganya agar gambar yang ada dikanvas itu
tidak hilang lagi. Sesekali ia melihat kembali lukisan yang telah dibuatnya untuk
memastikan gambarnya masih ada atau tidak.
Datanglah krisna, pelukis itu dengan
bangga mengatakan bahwa kali ini ia dapat melukis krisna secara utuh. Dibukalah
kain hitam yang digunakan sebagai penutup lukisan itu. Pelukis itu terkejut karena gambar pada
lukisan itu lenyap, hanya kanvas putih yang tersisa. Ia bertanya-tanya pada
dirinya, apa kah yang telah terjadi…..
Pada suatu kesempatan, ia bertemu
dengan orang suci dan orang suci itu bertanya “mengapa raut wajahmu seperti
itu?” lalu pelukis itu menceritakan
semua kejadian yang terjadi pada dirinya kepada orang suci tersebut. Orang suci
itu berkata “kau ingin melukis tuhan, tentu saja itu mustahil.. cobalah engkau
menggunakan cermin untuk melukisnya. Sang pelukis pun mengikuti saran yang
telah diberikan oleh orang suci kepadanya.
Pada kesempatan berikutnya, ia
bertemu dengan krisna dengan membawa cermin dan mengatakan “kali ini tidak
salah lagi, aku bisa melukis dirimu sepenuhnya, krisna”. Maka diperlihatkanlah
cermin yang dibawanya itu kehadapan krisna dan sosok krisnapun muncul dalam
cermin itu.
A.N.A.N.D.A
Ananda adalah seorang murid sang
budha yang sangat teladan. Suatu hari, ia memperhatikan percakapan sang budha
dengan ketiga orang muridnya. Murid pertama bertanya kepada sang budha “apakah
tuhan itu ada?” sang budha menjawab “ia, maka carilah tuhan itu”.
Murid kedua pun bertanya kepadanya
“apakah tuhan itu ada?” sang budha menjawab “tidak”. Murid ketiga bertanya
dengan pertanyaan yang sama kepada sang budha, tetapi kali ini budha hanya diam
dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Ananda heran dengan sikap sang budha
yang seperti itu. Ananda bertanya kepada sang budha “mengapa dari ketiga orang
murid itu, budha memberikan jawaban yang berbeda walaupun pertanyaannya sama”.
Lalu budha menjawab “ketika ia bertanya apakah tuhan itu ada, aku menjawab ada
karena ia telah siap bertemu dengan tuhan maka aku mengatakan carilah. Pada
murid kedua aku menjawab tidak karena ia tidak siap untuk dapat bertemu dengan
tuhan. Dan pada murid ketiga aku tidak mengatakan apa-apa karena sesungguhnya
tanpa disadari ia telah bertemu dengan tuhan.
Kesimpulan:
Agama Hindu yang berlandaskan Dharma menekankan ajarannya
kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Wahyu
Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu
tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal
abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana
manusia lahir dan mau ke mana manusia akan pergi, atau apa tujuan yang
sebenarnya manusia hidup ke dunia. Oleh sebab itu dalam agama Hindu wahyu Tuhan
bukan hanya terbatas pada suatu zaman atau untuk seseorang saja.
No comments:
Post a Comment